Popular Post

Posted by : Rizky Putri Ariani Monday 31 August 2015


Surga Tanpa Cinta

   Mentari tetap bersinar di pagi hari, menyapa bumi dengan cahaya lembutnya. Kicauan sang burung tetap berbunyi menyambut indahnya pagi ciptaan sang maha ilahi . Terlihat keadaan diluar sana tak berbeda daari hari biasanya, orang-orang sibukdengan pekerjaannya masing-masing. Namun, hal yang berbeda malah sebaliknya dirasakan oleh gadis remaja berusia 17 tahun itu, beberapa hari berlalu sudah ia lalui dengan penuh perasaan penuh kegelisahan, penuh penyesalan yang teramat mendalam. Hari-harinya terasa hambar, senyum yang terlukis diwajahnya hanyalah senyuman untuk membalut duka.
   Muka murung yang terlukis diwajah gadis berparas manis itu mengundang banyak tanda tanya bagi teman-teman di SMA nya. Wajar saja, wajah manis dipandang yang biasanya dihiasi senyum ramah yang menyapa siapa saja yang memandangnya tampak bagaikan langit mendung yang seakan mendakan akan turun hujan.
   Ani, begitu biasa panggilan akrab menyapanya. Ya, Ani si gadis manis itu, tak hanya sekedar memberikan pesona keindahan wajahnya tapi sejumlah prestasi yang pernah diraihnya pun membuktikan bahwa ia layak untuk dikagumi sejumlah temanya di sekolah.
  Namun siapa sangka kesalahan yang benar-benar fatal dirasakanya seketika mengubahwarna suram dalam jiwanya, semua terasa seperti kelabu, langit cerah seakan mendung, bulan bersinar seakan redup, siang malam terasa hampa.Bagaimana tidak, rumah yang biasanya bersuara penuh irama canda, berlukiskan senyum bahagia seketika berubah bagaikan bumi dan langit yang saling memandang sinis.
  Tak pernah sebelumnya Ani melihat surga yang dirindunya kelak itu bagaikan awan hitam yang menyambarkan kilatnya sampai membuatnya terenyap. Ani sadar akan perbuatanya kepada ibunya sampai ibunya menjadi murka kepadanya bahkan sampai meneteskan air mata kekesalan di pipinya. Memang keadaan saat itu semua terasa tak bersahabat. Suasana hening seakan di kobarkan api. Hal sepelehpun seakan membesar. Perintah ibunya yang tak dilaksanakan pada saat itu membuat ibunya marah besar kepadanya. Begitupun Ani ibaratkan padang rumput kering yang disulutkan sepercik api lalu menyambar dan mengobarkan api yang lebih besar ke helaian daun lain.
  Tak terima dengan ocehan ibunya, seketika itu juga kamar bagaikan kapal pecah , ibunya marah kepada Ani. Semua buku-buku dikamar itu berserakan bahkan ibunya hendak membakar barang-barang anaknya itu. Awalnya Ani ternganga akan apa yang ibunya lakukan.Hanya sebentar Ani memandangi perbuatan sang ibu Anipun datang mendeakati ibunya, menanyakan apa yang ibunya lakukan dengan semua barang-barang dikamarnya. Tak ada respon sedikitpun ibunyahanya membanting buku-buku. Ani pun merasa kesal dengan ibunya, ia pun meninggikan nadabicara dan kembali mengajak ibunya berbicara, namun apa yang ani dapatkan, sebuah tamparan keras dipipinya. Ani hanya terdiam, diam dengan seribu bahasa. perasaan tak menyangka terniang seketaika. ibu ani kembali memarahi ani dan mengeluarkan kata-kata yang sungguh membengkas direlunghati gadis manis itu. terlebih lagi ia disamakan dengan seseorang yang teramat ia benci. Ayahnya, ya ayahnya yang dianggap bejat difikaranya itu adalah sesosok orang yang teramat ia benci. Sifat kasar, ringan tangan, dan tidak bertanggung jawab sebagai kaepala keluarga. Ani disamakan dengan sesosok orang yangia benci itu. Ani merasa tak terima,ia pun pergi dari rumahnya, dengan isak tangis yang tak terbendung lagi,ia pergi tanpa ada pemikiran hendak kemana.

  Keesokan harinya tanpa bertegur sapa, rumah seakan hening bagai tanpa penghuni. Ibunya benar-benar tak ingin menegurnya. Anipun masih ragu untukmenyapa, kesekolah dengan keadaaan yang tak menentuhanya penyesalan yang mendalam ia rasakan akibat kesalahan waktu itu. Ani hanya berdoa bahwa ia tak ingin kelak mempunyai surga tanpa cinta dari seorang ibu yang sesungguhnya teramat ia sayangi itu.

{ 2 comments... read them below or Comment }

- Copyright © Rizky Putri Ariani - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan - Blog by Rizky Putri Ariani -